KOMPAS.com - JA, bocah 12 tahun asal Medan, Sumatera Utara diduga diperkosa pacar ibunya hingga adik neneknya sendiri.
Tak hanya itu. Ia diduga dijual oleh kerabatnya sendiri untuk berhubungan seksual dengan pria dewasa dengan harga Rp 300.000.
Saat ini JA dirawat di RS karena kesehatannya terus menurun. Belakangan diketahui JA terpapar HIV/AIDS.
JA saat ini berada di bawah pengawasan Perhimpunan Tionghoa Demokrat Indonesia (PERTIDI) dan Yayasan Peduli Anak Terdampaak HIV.
Baca juga: Bocah Perempuan di Medan Diperkosa hingga Terpapar HIV/AIDS, Pelaku Pacar Ibu dan Adik Nenek
Cerita pilu JA berawal saat ia tinggal berdua dengan sang ibu. Lalu pacar sang ibu tinggal bersama mereka.
Diduga saat itu pacar ibu yang dipanggil Black melakukan kekerasan seksual kepada JA. Perbuatan bejat itu dilakukan saat ibunya bekerja malam hari dan JA tinggal berdua dengan Black.
Di usia 7 tahun, sang ibu meninggal dunia. JA pun tinggal bersama ayahnya yang telah menikah lagi dan memiliki 2 anak.
Di rumah tersebut juga tinggal nenek JA berinisial KT dan adik neneknya, CA.
JA pun diduga diperkosa oleh CA. Karena sang ayah terlilit utang, JA pun kerap berpindah. Sampai akhirnya ia tinggal dengan AL, keponakan dari neneknya.
Diduga saat tinggal bersama AL, JA menjadi korban perdagangan orang. Oleh AL, JA kerap dibawa ke salah satu tempat makan di Kota Medan dan dipertemukan dengan pria dewasa.
Untuk sekali kencan, JA dibayar Rp 300.000. Tak hanya JA, anak AL juga ikut menemui pria dewasa tersebut.
JA pun sakit-sakitan dan saat diperiksa, terdeteksi HIV di tubuhnya.
Kisah pilu J ini lantas didengar oleh Team Fortune Community yang kemudian menyampaikan informasi tersebut ke PERTIDI.
Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua Umum PERTIDI, David Ang dikutip dari Tribun Medan pada Selasa (13/9/2022).
Ia mengatakan pihaknya akan fokus kepada persoalan hukum dan kebijakan yang dialami JA dan khusus penanganan kesehatan serta gizi.