Menurutnya, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai lebih terbuka dan bersahabat dengan komunitas.
Sewaktu pertemuan G-20, ia dan teman-temannya diundang untuk mendokumentasikan kegiatan, memotret Pesawat Kepresidenan salah satunya.
Pesawat yang paling keren di mata mereka adalah pesawat berbadan lebar atau wide body milik Garuda Indonesia.
Baca juga: Polda Papua Tetapkan 15 Tersangka Kasus Pembakaran Pesawat dan Penyanderaan Pilot Susi Air
Apalagi yang terbaru, Garuda Indonesia PK-GPZ A330-300 Special Livery Kembara Angkasa.
"Kalau seri Neo yang datang, pasti jadi incaran. Apalagi yang Kembara Angkasa, kalau datang, pasti kita kejar-kejar," kata mereka tertawa.
Menunggu, mengejar-mengejar pesawat, menjadi keping-keping kepuasan tersendiri dalam menggeluti hobi ini.
Kebanggaan datang ketika hasil karya muncul di Flight Radar, seluruh dunia bisa melihatnya.
Foto itu, juga menjadi jembatan pertemuan dan komunikasi para spotter dari mana saja. Kalau untuk mendatangkan uang, Ayu pernah mencoba menjual ke shutterstock.
"Mungkin karena caption-nya berbahasa Indonesia, jadi gagal. Tapi aku lebih untuk koleksi pribadi. Laptop penuh foto pesawat," ungkapnya.
Ketiganya mengaku, kalau punya pekerjaan utama. Ayu sebelumnya guru honorer mata pelajaran mengetik, bidang studi ini sudah tidak ada lagi.
Sekarang dia menjadi operator tata usaha dan administrasi di SMP Negeri 3 Medan.
Baca juga: Video Keluarga Pasien BPJS Mengamuk Viral, RS Adam Malik Medan Beri Penjelasan
Wilbert adalah mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU) Jurusan Teknik Elektro.
Edu juga mahasiswa di Bina Nusantara (Binus) Malang, berada di Medan karena mendapat program untuk membuka usaha.
"Lagi stay di Medan, mau buka usaha tapi masih bingung di bidang apa," kata Edu yang ingin menjadi pilot, begitu pula dengan Wilbert.