Diberitakan sebelumnya, Mahira ditemukan tewas saat paman sekaligus pengacara keluarganya, Oky Andriasyah mengunjungi rumahnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.
Awalnya istri Oky, yang merupakan adik dari YA mendapat informasi bahwa Mahira sudah seminggu lebih tidak masuk kuliah.
"Istri saya dihubungi teman Mahira lewat DM (direct message) Instagram, kok Mahira enggak masuk-masuk kampus. Karena Mahira tidak bisa dihubungi, Rabu (3/5/2023) sekitar jam 10 malam, kami inisiatif ke rumahnya," ujar Oky kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Mahasiswa USU Tewas Misterius, Polisi Sebut CCTV di Rumah Korban Mati
Tiba di sana, rumah Mahira terlihat gelap, sementara sepeda motornya terlihat di halaman rumah. Namun kondisi pagar rumahnya tergembok dari luar.
“Tapi saya ingat betul kata YA dulu, kalau gembok kami di luar, berarti kami sedang di luar," ujar Oky.
Merasa curiga Oky lalu menghubungi satpam di perumahan tersebut. Kemudian satpam memanjat ke lantai 2 rumah Mahira.
Dari sana aroma busuk mulai menyengat. Tiba-tiba di saat itu juga ayah angkat Mahira juga datang ke sana.
Mereka lalu mendobrak pintu rumah tersebut dan ditemukanlah jasad Mahira sudah membusuk di dapur.
Selain itu di lantai tempat Mahira ditemukan sudah terlihat menguning, seperti bekas terbakar.
Saat itu jasad korban akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Baca juga: Fakta Baru Kematian Mahasiswa USU Mahira, Korban Sempat Beli Racun Potas
Namun anehnya, menurut Oky, ayah angkat Mahira justru meminta agar korban segera dikuburkan dan menolak adanya otopsi.
Keesokan harinya lalu jenazah Mahira dikuburkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.
Setelah pemakaman, Oky ketemu dengan ayah kandung Mahira, Pariono. Saat itu Pariono mencurigai bahwa Mahira tewas tidak wajar.
"Kematian ini kok ada kejanggalan, seorang mahasiswi USU yang saleh dan memiliki track record bagus," ujar Oky.
Di sisi lain kecurigaan juga terkuak dari surat wasiat yang ditemukan di dekat jasad Mahira yang diduga palsu karena tulisannya beda dari milik korban.
"Dari surat wasiat itu, bukan Mahira yang punya, di surat ada tulisan bapakku. Sementara Mahira manggil bapaknya itu papa ke bapak angkatnya itu. Nah, dia (Mahira) juga enggak pernah bilang dirinya aku. Dia selalu menyebut dirinya dengan nama Ira," ujarnya.
Kata Oky, sejak cerita ini muncul, polisi membongkar makam Mahira untuk dan selanjutnya dilakukan otopsi pada Sabtu (9/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.