Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Orang Jadi Tersangka Penganiayaan Siswa MAN 1 Medan, 2 Masih Buron

Kompas.com - 28/11/2023, 18:46 WIB
Rahmat Utomo,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com- Polisi terus menyelidiki kasus penganiayaan MH (14), siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan yang dipaksa makan lumpur dan menghisap sandal oleh teman dan seniornya pada Kamis (23/11/2023).

Sejauh ini polisi telah menetapkan empat tersangka dan dua di antaranya telah ditangkap.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir mengatakan, tersangka yang ditangkap teman korban inisial A (14) dan mahasiswa inisial AH. Polisi kini tengah memburu pelaku yang masih buron.

"Saat ini dari 2 (pelaku yang ditangkap) keterangan masih kami dalami, pelaku yang lain sudah kami ketahui posisinya, saat ini sedang (proses) kami lakukan penindakan," ujar Fathir kepada wartawan di Polrestabes Medan, Selasa (28/11/2023) sore.

Baca juga: Kronologi Anak 14 Tahun di Medan Di-bully, Dipaksa Makan Lumpur hingga Ditempel Kunci yang Dibakar

Kata dia, dari hasil pemeriksaan kedua tersangka juga telah mengakui perbuatannya.

"Perannya ini masing-masing, ada yang melakukan pemukulan dan juga yang melakukan tindakan seperti yang disampaikan oleh korban,' 'ujar Fathir.

Disinggung soal jumlah pelaku sampai 20 orang, Fathir belum bisa memastikannya, proses pendalaman masih dilakukan.

"Saat ini pemeriksaan terus berjalan, kami masih mendalami (dugaan keterlibatan pelaku lain), kami akan mengusut tuntas kejadian ini (apabila ada) pelaku lain, akan kami lakukan tindakan sesuai proses hukum yang berlanjut," ujarnya.

Baca juga: Orangtua Siswa MAN 1 Medan Ungkap Kronologi Anaknya Dianiaya Kakak Kelas, sampai Cape Dipukuli

Fathir juga belum merinci penyebab penganiayaan, tapi dari dugaan sementara kejadian ini dipicu perselisihan antara dua geng di sekolah berbeda.

Korban dianggap pelaku berada berseberangan dengan kelompoknya.

"Untuk (penyelidikan) sementara yang kami dapat dari (keterangan) 2 pelaku (yang ditangkap ini) motifnya sakit hati antara kelompok yang satunya dengan kelompok lain," ujar Fathir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com