Berdasarkan kesepakatan yang sudah ditandatangani perangkat maupun tetua desa, disepakati bahwa Sungai Garoga hanya dibuka sebanyak dua kali dalam satu tahun.
“Jadi kami menyepakati ikan-ikan yang ada di sungai hanya boleh diambil dua kali dalam satu tahun. Pengambilan dilakukan dalam rentang waktu kira-kira enam bulan sekali. Kami juga menyebut hal ini dengan nama ‘buka bersama’,” kata Risman.
Untuk metode yang digunakan saat mengambil ikan, Risman menyebut, masyarakat diharuskan menggunakan alat pancing.
Baca juga: Tak Hanya Ulos, Tapanuli Selatan Juga Punya 13 Motif Batik Kreasi Ibu-ibu
Tidak boleh ada bahan peledak atau alat penyetrum listrik selama lubuk larangan dibuka.
“Jadi pakai alat pancing untuk mengambil ikannya. Boleh juga pakai cara lain selama tidak merusak ekosistem sungai,” tutur dia.
Dari dua edisi buka bersama, ada satu waktu yang hanya boleh diikuti warga Desa Garoga.
Biasanya, buka bersama yang diikuti oleh seluruh warga Desa Garoga berlangsung satu pekan sehabis Lebaran.
“Jadi ada buka bersama khusus masyarakatnya desa saja. Pelaksanaannya itu seminggu setelah Lebaran biasanya. Kenapa pas Lebaran, karena desa ini ramai, banyak yang balik kampung. Jadi kita senang-senang bersama,” ungkap dia.
Sementara itu, edisi buka bersama lainnya boleh diikuti siapa saja asal membeli tiket masuk sebesar Rp 100.000.
Tiket bisa dibeli langsung di lokasi dan hanya berlaku selama satu hari.
“Kalau pas dibuka untuk umum, rame banget di sini. Banyak warga dari Kabupaten atau kota lain ke sini. Ada kayaknya ribuan orang, dari pagi buta sampai malam yang memancing ikan si Sungai Garoga,” jelas dia.
Baca juga: Bank Sampah Kampung Kreasi, Cara KG Media Lestarikan Lingkungan
Risman mengungkapkan, Sungai Garoga memiliki salah satu jenis ikan yang sudah lama mendiami Tanah Batak, yakni ikan jurung.
Ikan jurung sudah lama dikenal sebagai hidangan favorit masyarakat zaman dulu, terutama raja-raja Batak.
“Selain ikan mas dan ikan nila, ada ikan jurung juga di sungai ini. Jumlahnya melimpah semenjak ada lubuk larangan dan ini juga menjadi salah satu fokus kami guna melestarikan ikan favorit raja-raja Batak,” kata dia.
Sejalan dengan itu, maka tak heran jika masyarakat dari luar kota berbondong-bondong datang untuk memancing di Sungai Garoga saat momen buka bersama.
Pasalnya, masyarakat diperbolehkan mengambil ikan sepuasnya, tak terkecuali ikan jurung.
“Favorit di sini pasti ikan jurung, karena kalau dijual mahal. Satu kilogramnya bisa Rp 80.000. Bayangkan, bayar tiket cuma Rp 100.000, tapi kalau dapat belasan atau puluhan ikan jurung kan lumayan,” ujar dia sambil tertawa.