Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Kasus Pencurian Avtur Kualanamu: Cara Sindikat Menyabotase dan Penjual yang Buron

Kompas.com, 15 Februari 2025, 05:23 WIB
Irfan Maullana

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Kasus pencurian bahan bakar pesawat (avtur) untuk Bandara Kualanamu yang dilakukan sindikat kejahatan akhirnya terbongkar setelah dua tahun beroperasi.

Sindikat ini diduga telah menyabotase pasokan avtur dengan mengebor pipa bawah laut yang digunakan kapal tanker untuk menyalurkan bahan bakar ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu.

Namun, polisi masih memburu salah satu pelaku utama yang berperan sebagai penjual hasil curian ini.

Baca juga: Polisi Selidiki Jaringan Penjualan Avtur Curian di Deli Serdang

Modus Pencurian: Tapping Pipa di Bawah Laut

Kasatreskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar saat meminta 3 tersangka sindikat pencuri avtur menunjukkan lokasi merek menyabotase aliran avtur pipa laut dari kapal tanker ke DPPU Bandara Kualanamu, Sabtu (14/2/2025) Rahmat Utomo/Kompas.com Kasatreskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar saat meminta 3 tersangka sindikat pencuri avtur menunjukkan lokasi merek menyabotase aliran avtur pipa laut dari kapal tanker ke DPPU Bandara Kualanamu, Sabtu (14/2/2025)

Pencurian ini terungkap ketika kapal tanker Pertamina, MT Sinar Agra, tiba di perairan Pantai Dewi Indah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Senin (10/2/2025) pukul 10.00 WIB.

Saat proses transfer avtur ke DPPU Kualanamu berlangsung, sindikat pencuri membuka keran di gudang penampungan mereka dan mengalirkan bahan bakar ke tangki plastik yang telah disiapkan.

Baca juga: Sindikat Pencuri Sabotase Pasokan Avtur ke Kualanamu, Pipa Dibor lalu Mengalir menuju Pantai Dewi Indah

Menurut Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, para pelaku mengebor pipa bawah laut di lokasi dengan kedalaman antara 1 hingga 3 meter, bergantung pada pasang surut air.

Pipa yang telah dilubangi itu kemudian disambungkan dengan pipa besi dan selang menuju gudang di Pantai Dewi Indah.

"(Lokasinya) di bibir sempadan pantai, antara air dan darat," kata August dalam konferensi pers, Kamis (13/2/2025).

Sindikat ini diduga telah beroperasi sejak 2022 dengan membawa sekitar 30.000 liter avtur dalam setiap aksinya, setara dengan nilai Rp 400 juta. Namun, jumlah yang dicuri masih berada dalam batas toleransi penguapan bahan bakar Pertamina, sehingga sulit terdeteksi.

Terungkapnya Sindikat dan Peran Para Pelaku

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga (PPN), mengapresiasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan atas keberhasilannya dalam mengamankan dan menindak kasus pencurian avtur (illegal tapping) pada pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu.DOK. Humas Pertamina PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga (PPN), mengapresiasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan atas keberhasilannya dalam mengamankan dan menindak kasus pencurian avtur (illegal tapping) pada pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu.

Tim Fleet One Quick Response (FIQR) TNI AL Lantamal 1 Belawan akhirnya menggerebek lokasi pencurian pada Selasa (11/2/2025) dan menangkap tiga tersangka, yaitu:

- Andur Rafar (47): Pengelola Pantai Dewi Indah yang menyediakan gudang sebagai tempat penyimpanan avtur curian.
- Irwansyah (31): Bertugas menghidupkan keran modifikasi dan mesin pompa air untuk menyedot avtur dari pipa bawah laut.
- Hairi (43): Membantu pengangkutan avtur dari gudang ke kendaraan pengangkut.

Baca juga: Terungkap Peran Pelaku Sindikat Pencuri Avtur untuk Kualanamu, Penjual Masih Buron

Namun, satu pelaku utama, Jack (50), yang berperan sebagai penjual avtur curian, masih dalam pengejaran. Polisi belum bisa memastikan ke mana avtur hasil pencurian ini dijual.

"Kami masih mendalami apakah avtur ini bisa digunakan kembali atau dijual untuk kepentingan lain," ujar Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar.

Dari lokasi kejadian, petugas mengamankan 30 kiloliter avtur yang disimpan dalam 29 tangki berkapasitas masing-masing 1 kiloliter serta dua drum berisi sekitar 220 liter avtur.

Bagaimana Sindikat Bisa Beroperasi Tanpa Terendus?

Keberhasilan sindikat ini menjalankan aksinya selama lebih dari dua tahun memunculkan pertanyaan bagaimana mereka bisa menghindari pengawasan.

August menegaskan bahwa Pertamina telah melakukan patroli saat proses bongkar muat avtur, namun ia menduga para pelaku memiliki informasi tentang toleransi penguapan bahan bakar sehingga kehilangan avtur tidak terdeteksi.

"Kami memiliki tim patroli, tetapi mungkin mereka berhasil mengelabui pengawasan. Kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut," kata August.

Baca juga: Mengapa Pertamina Tak Sadar Avtur Kualanamu Dicuri Bertahun-tahun tiap Bongkar Muat?

Polisi juga menduga bahwa sindikat ini memiliki jaringan informasi di dalam sistem distribusi avtur, memungkinkan mereka mengetahui kapan waktu terbaik untuk mencuri tanpa menarik perhatian.

Ancaman Hukuman dan Langkah Selanjutnya

Gudang penyeludupan avtur yang dibongkar TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan, di Kecamatan Pantai Labu,Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (11/2/2025)Dok TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan Gudang penyeludupan avtur yang dibongkar TNI Angkatan Laut Lantamal 1 Belawan, di Kecamatan Pantai Labu,Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (11/2/2025)

Ketiga tersangka yang telah ditangkap kini dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Sementara itu, polisi terus mengejar Jack, yang diyakini memiliki peran kunci dalam distribusi avtur curian.

"Kami akan terus menindaklanjuti kasus ini untuk memastikan bahwa tidak ada lagi celah bagi praktik pencurian semacam ini di masa depan," ujar Risqi.

Kasus ini menjadi peringatan bagi pihak terkait untuk memperketat pengawasan distribusi bahan bakar penting seperti avtur, terutama di area rawan sabotase.

Dengan masih buronnya salah satu pelaku utama, babak baru dalam pengungkapan jaringan pencurian avtur ini masih terus berlanjut.

Baca juga: Pakar ITS Ungkap Bahaya Pencurian Avtur, Tak Hanya Mengancam Nyawa Manusia

Penulis: Kontributor Medan, Rahmat Utomo

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Kasus Anak Diduga Bunuh Ibu di Medan, Polisi Dalami Motif dan Periksa Saksi
Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Polisi Beri Pendampingan Psikologis terhadap Anak Diduga Bunuh Ibu Kandung di Medan
Medan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau