Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Binjai Ngaku Telantar di Kamboja, Ternyata Pernah Dipulangkan tapi Balik Lagi

Kompas.com, 16 Mei 2025, 17:30 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Seorang warga Binjai, Sumatera Utara, bernama Cikal Ramadhan mengaku telantar di Kamboja dan meminta pertolongan pemerintah untuk dipulangkan.

Namun, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh mengungkap fakta bahwa Cikal ternyata adalah pekerja migran ilegal kambuhan yang sebelumnya pernah dipulangkan ke Indonesia.

Cikal diketahui bekerja sebagai operator di perusahaan penipuan daring.

Baca juga: KBRI Kamboja Bantah Telantarkan 4 WNI Asal Binjai

Ia sebelumnya telah dibantu pemulangannya oleh KBRI Phnom Penh pada tahun 2022.

Namun, dua tahun berselang, pada 2024, Cikal kembali ke Kamboja menggunakan paspor baru dan bekerja di posisi serupa.

KBRI Phnom Penh menjelaskan bahwa Cikal dan tiga WNI lainnya keluar dari tempat kerjanya karena tidak mampu memenuhi target perusahaan.

Baca juga: BP3MI Jatim Ingatkan WNI Dilarang Jadi Pekerja Migran di Kamboja, Berisiko TPPO

Mereka lalu meminta pertolongan kepada KBRI untuk direpatriasi.

"KBRI Phnom Penh tidak menelantarkan para WNI asal Binjai ini, atau WNI dari daerah mana pun di Indonesia. Ke-4 WNI mendapatkan perlakuan yang sama seperti WNI lainnya, sesuai prosedur dan standar pelayanan yang ada," tulis KBRI dalam keterangan resminya, Selasa (13/5/2025).

Permohonan exit visa pun diajukan ke Imigrasi Kamboja. Namun, karena status Cikal sebagai pelaku kambuhan, ia sempat ditahan selama proses pengurusan.

Sementara itu, tiga WNI lainnya bisa kembali ke tanah air tanpa hambatan.

"KBRI tidak jarang menemukan WNI yang memohon fasilitasi pemulangan untuk kesekian kalinya setelah kembali mencoba pekerjaan yang too good to be true di luar negeri," lanjut pernyataan KBRI.

Sementara, Pemerintah Kota (Pemko) Binjai langsung bergerak. Atas perintah Wali Kota Amir Hamzah, Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Perdagangan (Disnaker Perindag) membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini.

"Hasil dari pertemuan tersebut kami sudah memperoleh data-data seperti KTP, paspor, dan KK yang bersangkutan," ujar Kepala Disnaker Perindag, Hamdani Hasibuan.

Dari empat orang dalam video tersebut, hanya dua orang yang merupakan warga Binjai, yaitu Cikal Ramadhan dan Taruna Bagaskara.

Pihak Disnaker Binjai juga telah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Medan dan berharap kasus ini dapat diteruskan ke Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Kemen P2MI) agar proses pemulangan bisa dipercepat.

Sementara itu, anggota DPRD Binjai, Ronggur Simorangkir menegaskan bahwa Pemko Binjai harus aktif membantu proses pemulangan.

"Anak-anak itu korban dan mereka warga Binjai. Harus dilindungi dan diselamatkan," tegas Ronggur.

Selain kasus Cikal, warga Binjai lain bernama Dian alias Pesek (33) juga dikabarkan hilang kontak di Kamboja.

Dian diketahui berangkat ke Kamboja pada Agustus 2024 untuk bekerja sebagai admin judi online. Namun sejak Oktober 2024, keluarganya tak lagi bisa menghubunginya.

Sebelumnya, video berdurasi 63 detik sempat viral menampilkan empat pria yang mengaku warga Kota Binjai meminta pertolongan untuk pulang dari Kamboja.

Mereka diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan disiksa di tempat kerja.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kepada bapak Wali Kota Binjai yang terhormat, bapak Amir Hamzah dan bapak Wakil Walikota Binjai, Hasanul Jihadi. Pak, mohon bantu kami di sini, kami warga Binjai yang saat ini terlantar di Kamboja," kata Cikal dalam video yang dilihat wartawan, Rabu (30/4/2025).

"Sudah tiga hari kami tak makan. Kami disiksa tempat kerja kami, Pak," sambungnya.

Dalam video tersebut, Cikal mengaku tidak memiliki uang bahkan untuk makan, dan berharap pemerintah bisa membantu mereka pulang.

"Kami gak ada pegang uang, untuk makan saja kami tidak bisa, Pak. Mohon pak, bantuannya agar kami bisa pulang lagi ke Kota Binjai tercinta, Pak," lanjutnya.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Respon Pemko Usai Viral Video Warga Kota Binjai Disiksa di Kamboja dan Ngaku 3 Hari Tak Makan

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul KBRI Phnom Penh Ungkap Ada WNI di Kamboja Akting Ditelantarkan Ternyata Pelaku Kambuhan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
28 Jam Perjalanan Menembus Kota Sibolga, Kondisi Mencekam yang Tak Terbayangkan
Medan
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Kendala Tim SAR Gabungan Temukan Korban Longsor Sibolga: Terus Hujan dan Akses Jalan Sempit
Medan
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
7.780 Rumah Warga Langkat Sumut Rusak akibat Banjir, Pemerintah Siapkan Bantuan Rp 15-60 Juta
Medan
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Penjelasan Bobby soal Isu Pemotongan Anggaran Bencana di Sumut
Medan
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Warga Meninggal akibat Banjir di Langkat Sumut Bertambah Jadi 13 Orang
Medan
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Viral Video Sopir Truk Dianiaya Bajing Loncat Saat Antre BBM di Medan, 1 Pelaku Ditangkap
Medan
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Jembatan Penyeberangan Rusak akibat Banjir, Warga Sakit di Tapsel Dievakuasi Pakai Perahu
Medan
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Hutanabolon Tapanuli Tengah Belum Teraliri Listrik, Warga: Kasihlah Kami Genset Mini Saja
Medan
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Bobby Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir dan Longsor di Sumut sampai 24 Desember
Medan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Kementerian Kehutanan Ungkap Asal-Usul Pohon yang Terbawa Banjir di Batangtoru, Tapanuli Selatan
Medan
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Kronologi Ibu Dibunuh Anak Sendiri di Medan, Polisi Dalami Penyebab
Medan
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Banjir dan Longsor di Tapanuli Tengah, 3 Puskesmas, 1 Pustu Rusak dan Tak Bisa Beroperasi
Medan
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Cerita Pilot Helikopter saat Antar Bantuan ke Korban Banjir Sumut: Selalu Ingin Menangis
Medan
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Dilanda Hujan Deras, Upaya Cari Korban Longsor Sibolga lewat Anjing Pelacak Terhenti
Medan
Dua Pekan Pascabanjir, RSUD Tanjung Pura, Sumut Belum Beroperasi, Layanan Kesehatan Dialihkan
Dua Pekan Pascabanjir, RSUD Tanjung Pura, Sumut Belum Beroperasi, Layanan Kesehatan Dialihkan
Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau