Ia mengakui bahwa antrean yang semakin panjang membuat dirinya tidak berani mengambil orderan jauh karena khawatir mogok di jalan.
Bahkan, ia terpaksa menolak orderan saat tengah mengantre BBM.
“Ya, hilanglah (orderan), kan orang itu kan yang main telepon lah, aku bilang, ‘Enggak ada minyak.’ Sabar lah. Kalau mau sabar, tolong, kalau enggak, ambil ojek yang lain,” ujarnya.
Baca juga: Stok BBM Kurang dari 2x24 Jam, RSUD dan Puskesmas di Bener Meriah Terancam Lumpuh
Sebagai warga yang terkena dampak langsung, Adi berharap agar krisis bencana maupun kelangkaan BBM ini segera berakhir.
Ia menyayangkan waktu berharga yang terbuang sia-sia di tengah antrean dan meminta adanya solusi nyata dari pihak berwenang.
“Ya, kayak mana biar apalah ke depannya, biar enggak sampai kayak gini kalilah ngantre," ucap dia.
Ia juga berharap agar aparat turut menindak para pengecer yang memanfaatkan situasi sulit ini untuk meraup keuntungan berlipat-lipat.
Ia menegaskan bahwa BBM yang mereka beli adalah kebutuhan pokok yang dibayar, bukan sesuatu yang gratis.
“Padahal kita kan beli minyaknya, bukannya kita minta-minta gratis minyak ini, beli kami," tuturnya.
Sementara itu, Rajimin mengungkapkan harapan yang sangat sederhana.
Ia hanya menginginkan agar pasokan BBM kembali normal, sehingga ia bisa kembali bekerja tanpa rasa cemas.
“Ya, mudah-mudahanlah normal seperti biasa. Jangan seperti susah gini, semua masyarakat itu, kan? Ada lagi stoknya,” ucapnya.
Ia berharap, pemerintah dan Pertamina dapat segera menyelesaikan masalah distribusi agar para pekerja harian seperti dirinya tidak terus menerus kehilangan pendapatan dan waktu.
"Kalau gini terus, takut kami jalan jauh-jauh, kan? Mogok di jalan? Jadi makanya inilah, enggak berani jauh bawa sewa," tuturnya.
Baca juga: Pusingnya Warga Medan, Sulit Cari BBM Pasca Banjir: Eceran Rp 25 Ribu Per Liter
Baginya, kelancaran pasokan BBM adalah kunci agar ia tidak perlu lagi menolak orderan dan tidak perlu khawatir motornya mogok di jalan saat mencari nafkah.
Region Manager Retail Sales Pertamina Sumbagut I, Gusti Bagus Suteja sebelumnya menyampaikan, antrean pengisian BBM di SPBU terjadi karena adanya keterlambatan pendistribusian BBM akibat banjir di Sumatera.
Namun, situasinya kini sudah terkendali dan stok BBM di Sumut dipastikan aman.
“Stok BBM dan LPG sangat cukup, posisi stok kita cukup, sangat aman, kita ketahui dengan cuaca buruk kemarin ada sedikit gangguan dengan jalur distribusi kita, dan sekarang penyaluran ke SPBU sudah berjalan normal kembali, jadi konsumen tidak perlu khawatir,” ujar Gusti Bagus di Posko Tim Tanggap Darurat Bencana Sumut di Jalan AH Nasution, Medan, Minggu (30/11/2025).
Untuk memberikan pelayanan maksimal, Pertamina membuka SPBU selama 24 jam. Pada tahap awal, prioritas pelayanan difokuskan di Kota Medan, sehingga diharapkan antrean pembelian BBM yang sempat terjadi dapat berangsur normal.
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini