Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis 98 Mengenang Kerusuhan Medan: Kalau Soeharto Gak Turun, Kita Mati

Kompas.com - 14/05/2023, 06:03 WIB
Rahmat Utomo,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Saat kerusuhan, aktivis mahasiswa lah yang paling dicari tentara kala itu. Hidup dan mati mereka betul-betul dipertaruhkan.

"Kalau Soeharto ngak turun, kami mati, yang kita hadapi senjata laras panjang, tank, panser TNI, kami langsung mengungsi karena kampus dikepung. Kami naik taksi Delta transit di hotel yang banyak orang Acehnya. Aparat tidak berani masuk situ, karena mungkin sedang ada konflik GAM," ujarnya. 

Selama masa-masa demo, Sahat dan para aktivis juga berpindah-pindah tempat. Mereka pernah juga bersembunyi di rumah kecil di Kecamatan Medan Johor.

Lokasi tempatnya milik mantan Wali Kota Medan, Bachtiar Jafar. Penjaganya merupakan seorang guru silat.

"Jadi dia yang 'magari' kami, ada ghaib-ghaib dikit lah. Intinya pada saat itu kami juga nggak begitu percaya sama kawan sendiri, kita selalu curiga aja kalau kita ditangkap kita mati, karena siapa yang berani lawan Soeharto waktu itu," ujarnya.

Meskipun begitu, Sahat bersyukur karena akhirnya rezim Soeharto runtuh. Baginya, peristiwa Mei 1998 adalah peristiwa memperjuangkan aspirasi masyarakat yang diawali krisis moneter, lalu korupsi dari keluarga Soeharto.

"Ini bukan by design, ini pengejahwantahan rasa marah masyarakat kepada keluarga Cendana yang tampak hidup mewah di tengah penderitaan rakyat. Lalu juga ada krisis moneter. Ini aspirasi masyarakat yang dibulatkan oleh gerakan mahasiswa. Ditunjuklah oleh satu tujuan,  Soeharto harus turun," tegas Sahat. 

Namun, walau berhasil meruntuhkan rezim Soeharto, tidak dipungkirinya, kala itu banyak mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual para aparat di lapangan.

Peristiwa itu sudah dilaporkan ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Medan kala itu.

"Kawan-kawan perempuan banyak yang mengalami pelecehan seksual, tapi kasus itu kalah kampanye saat itu, kampanye politik waktu itu, anti-Soeharto turunkan Soeharto pecah isunya, jadi kan nggak ada lagi perhatian kepada perempuan yang mengalami pelecehan seksual," ujarnya. 

Di sisi lain pihaknya menyoroti banyaknya kasus kekerasan 1998, karena itu Sahat membentuk  Majelis Nasional Perhimpunan Pergerakan 98.

Organisasi ini terdiri dari perkumpulan aktivis 1998. Sejauh ini kepengurusan tersebar di 6 wilayah di Indonesia, mulai dari Aceh, Sumut, Jambi, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.   

Forum ini meminta pemerintah mengusut tragedi Mei 1998 hingga tuntas. Para pelaku kejahatan 1998 harus diadili.

"Bangsa ini harus jadi bangsa yang beradab, tragedi Trisakti adalah pelanggaran HAM berat, artinya itu kan harus diselesaikan ke Peradilan kan, nggak bisa seperti sekarang, mau kita rekonsiliasi? apa yang mau kita rekonsiliasi? siapa yang salah? Pertanyaan sederhana, mereka ditembak pakai senjata, pakai peluru, itu perintah siapa? ulah siapa pada waktu itu?" tandasnya.

Selain tragedi Trisakti, Sahat juga menyoroti kasus diculiknya seniman Wiji Thukul, yang lantang melawan rezim Soeharto kala itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Pengacara Kamaruddin Cekcok dengan Pecatan Polisi yang Bacok Warga Deli Serdang

Viral, Video Pengacara Kamaruddin Cekcok dengan Pecatan Polisi yang Bacok Warga Deli Serdang

Medan
Preman yang Serang Warga di Deli Serdang Ternyata Pecatan Polisi dan Residivis Kasus Penembakan

Preman yang Serang Warga di Deli Serdang Ternyata Pecatan Polisi dan Residivis Kasus Penembakan

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Cabut Status Internasional Bandara Silangit, Kajian Kemenhub Dipertanyakan

Cabut Status Internasional Bandara Silangit, Kajian Kemenhub Dipertanyakan

Medan
Kronologi Polisi Diserang Saat Tangkap Pengedar Narkoba di Dekat Asrama TNI AD Medan

Kronologi Polisi Diserang Saat Tangkap Pengedar Narkoba di Dekat Asrama TNI AD Medan

Medan
Preman Biang Kerok Warga Deli Serdang Marah dan Bakar Ban di Jalan Ditangkap

Preman Biang Kerok Warga Deli Serdang Marah dan Bakar Ban di Jalan Ditangkap

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Medan
Polisi Diserang Saat Tangkap Pengedar Narkoba di Sekitar Asrama TNI-AD Medan, Dandim Buka Suara

Polisi Diserang Saat Tangkap Pengedar Narkoba di Sekitar Asrama TNI-AD Medan, Dandim Buka Suara

Medan
Heboh Warga Deli Serdang Bakar Ban di Jalan Usai Diserang Preman

Heboh Warga Deli Serdang Bakar Ban di Jalan Usai Diserang Preman

Medan
Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Medan Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Medan
Kepsek Pecat Guru Honorer di Langkat karena Demo Dugaan Kecurangan PPPK

Kepsek Pecat Guru Honorer di Langkat karena Demo Dugaan Kecurangan PPPK

Medan
Nobar Timnas, Jalan di Depan Kantor Wali Kota Medan Ditutup

Nobar Timnas, Jalan di Depan Kantor Wali Kota Medan Ditutup

Medan
Bandar Narkoba di Jalan Pelita Medan Sempat Disembunyikan Keluarga

Bandar Narkoba di Jalan Pelita Medan Sempat Disembunyikan Keluarga

Medan
Wakil Walkot Medan Sebut Penunjukan Paman Bobby Jadi Plh Sekda Bukan Nepotisme

Wakil Walkot Medan Sebut Penunjukan Paman Bobby Jadi Plh Sekda Bukan Nepotisme

Medan
Diserang, Polisi Bantah Gerebek Bandar Narkoba di Asrama TNI AD di Medan

Diserang, Polisi Bantah Gerebek Bandar Narkoba di Asrama TNI AD di Medan

Medan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com