"Nggak nampak sampai sekarang, nggak ketemu dimana mayatnya, gila nggak? Satu negara ada aktivis yang memprotes pemerintah, sampai sekarang nggak ketemu mayatnya, bangkai kemana, nggak ketemu," ujarnya.
Menurutnya, negara harus hadir dalam memperjuangkan keadilan para korban 1998.
Sahat merasa miris lantaran selama ini tragedi 1998 dimunculkan saat moment politik saja. Namun hingga mendekati 25 tahun Reformasi, para korban 1998 belum mendapat keadilan, siapa pun presidennya.
"Kita skeptis kepada para calon presiden, mereka ini tidak akan berani menuntaskan kasus penculikan 1996 hingga 1998. Jokowi sendiri ngak berani, kalau berani tuntaskan ini, supaya clear," ujarnya.
"Generasi kita juga membaca buku, jangan sampai mereka mempersepsikan negara ini tidak berhasil menuntaskan pelanggaran HAM dan tidak mengadilinya secara fair, itu berbahaya," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.