Sementara itu, juru masak rumah makan, Kasiani, mengatakan sebelum 6 karyawan bertugas di bagian dapur dikagetkan dengan suara letupan.
Ia mengatakan api muncul saat seorang karyawan menggoreng pesanan pelanggan.
"Biasanya kan apinya kecil, biasa kami kek gitu masak ada percikan api terus dipelankan berhenti apinya," katanya.
"Tapi tadi pas menggoreng apinya tambah naik, makin besar. Ada suara letupan, mungkin gas menyambar. Tadi langsung kami lari ke depan semua menyelamatkan diri masing masing," sebutnya.
Baca juga: Kebakaran di Bromo, Mengapa Api Sulit Dipadamkan?
Rumah makan cepat saji itu mempekerjakan sekitar 50 orang karyawan.
Icha, selaku pemilik mengatakan usaha yang dirintis oleh suaminya itu mengalami kerugian yang tidak sedikit. Namaun dirinya bersyukur tidak ada korban jiwa atas musibah itu.
"Yang nama kebakaran pasti ada kerugian. Tapi usaha ini kan masih tunggal. Ibarat ada kerugian, kami langsung yang menanggu. Ada cicilan juga," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang