"Pelaku ini sakit hati karena gak dikasih jualan lagi. Karena hari Minggu pagi, didatangi mamak uwak ini di warung yang di depan. Dibilangnya 'kau gak usah lagi jualan," ungkap Wenny.
Korban mengenal pelaku sejak tahun 2021, saat pelaku masih bekerja menjadi kuli bangunan di gedung Politeknik Pariwisata Negeri Medan.
Saat itu, pelaku sering kelaparan, tapi tidak punya uang untuk membayar makanan sehingga selalu berutang.
Singkat cerita, karena proyek pembangunan selesai dan dia tidak mampu membayar utang, Leman bantu-bantu menjadi tukang cuci piring di rumah makan korban.
Leman kemudian dipercaya menjaga warung makan korban yang baru saja dibuka.
Kapolsek Medan Tembung, Kompol Jhonson M Sitompul, mengatakan, Leman ditangkap saat bersembunyi di Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Minggu (19/5/2024).
Kepada polisi, Leman mengaku sakit hati karena dipecat korban.
"Kalau untuk motifnya sendiri, setelah kita mendengar keterangan korban maupun saksi, motifnya sakit hati. Si pelaku sakit hati dengan korban," kata Jhonson, Senin (20/5/2024).
"Pelaku ini adalah pekerja korban, korban memberhentikan pelaku. Kemudian sakit hati, lalu melampiaskan sakit hatinya dengan membakar tubuh korban," sambungnya.
Saat ini Leman telah ditahan di Mapolsek Medan Tembung.
"Sejauh ini masih kami dalami, kami akan menggali lebih dalam apa motif sebenarnya," kata Jhonson.
Artikel ini telah tayang di Prohaba.co dengan judul DIPECAT, Anak Buah Bakar Bos Rumah Makan Hidup-hidup,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.